Tampilkan postingan dengan label musik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label musik. Tampilkan semua postingan
Selasa, 27 Agustus 2013
Ride The Lightning (Pt II: Reflections)
Tulisan sebelumnya klik ini
Terlepas dari pikiran-pikiran yang muncul selama melihat James, dkk beraksi, bagaimanapun juga konser itu adalah yang terbaik yang pernah saya lihat sejauh ini. Banyak kenangan dan pikiran yang muncul saat melebur bersama ribuan metalhead di konser Metallica.
Ride The Lightning (Pt I: Overview)
Bagaimana bila Metallica hanya membawakan lagu-lagu dari album Load hingga Death Magnetic saja saat main di Gelora Bung Karno, Minggu (25/8/2013) lalu? Akankah ada koor massal dari sekitar 60.000 penonton yang tumplek di sana? Saya meragukannya.
Selasa, 05 Juli 2011
Capruk: Shitlist Reviews
Musik mungkin ga bisa menyelesaikan masalah personal atau sosial, tapi setidaknya bisa lah itu kalau sekadar dijadiin soundtrack dalam keseharian. Sekadar pengiring di saat saat santai atau sedang tetirah. Yah, sekadar iseng, sekadar capruk…saat ini saya hanya ingin menulis tentang artis yang saya sering dengarkan akhir-akhir ini. Here we go…
Sabtu, 19 Maret 2011
Minggu, 16 Januari 2011
"subkultur"
Penampilan dia dalam memainkan musik saya kira cukup membuat mereka yang berada di Common Room malam itu terheran-heran. Bagaimana tidak, alat musik yang Justice Yieldham pakai tidaklah lazim. Dia menggunakan pecahan kaca sebagai instrumen utamanya. Potongan kaca yang cukup besar dan berbentuk seperti gergaji (namun tanpa gerigi) itu ditempeli semacam mikrofon. Kabel dari mikrofon itu lalu tersambung ke efek. Ada kira-kira empat efek yang digunakan. Saya tidak mengerti efek apa saja, karena saya menonton cukup jauh jaraknya dari dia.
Senin, 13 Desember 2010
All the Rage

Sometimes i think about the rage that printed on mass media based on profit-making isn't "rage" after all...it's more like an attractive icon that have a possibility to attract bigger audience and advertiser for mass media itself in order to expanding the capital. There is no such thing as rebellion when it printed in headlines or whatever. Rage is only prevail on the streets. When all the particulars and workers around the globe: united.
Jumat, 26 November 2010
Method of Destruction: Get A Real Job!
Rabu, 20 Oktober 2010
Bermusik Alternatif
"In music the passions enjoy themselves"
(Friedrich Nietzche)
"Hak-milik perseorangan pekerja atas alat-alat produksinya merupakan landasan industri berskala-kecil, dan industri berskala kecil merupakan suatu kondisi keharusan bagi perkembangan produksi masyarakat dan individualitas bebas dari pekerja itu sendiri."
(Karl Marx)
(Friedrich Nietzche)
"Hak-milik perseorangan pekerja atas alat-alat produksinya merupakan landasan industri berskala-kecil, dan industri berskala kecil merupakan suatu kondisi keharusan bagi perkembangan produksi masyarakat dan individualitas bebas dari pekerja itu sendiri."
(Karl Marx)
Mungkin, bila dipikir-pikir lagi, bermusik saat ini bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan dan relatif lebih mudah. Maksudnya, bila kita lihat berbagai macam kecanggihan software yang ada sekarang, misalnya; mulai dari software untuk membuat sampul cd, memperbanyak cd, hingga software untuk merekam lagu yang kita buat. Lalu melihat juga sarana upload maupun download yang tersebar di dunia maya, sepertinya jalur untuk memproduksi karya musik semakin mudah. Software-software serta sarana di dunia maya itu sepertinya telah membuat hambatan produksi hingga distribusi karya musik menjadi lebih ringan.
Sabtu, 04 September 2010
Industri Musik
Panas terik siang hari di musim shaum tentu bikin haus. Apalagi melihat perempuan itu melenggang dihadapanku siang itu. Membuat diri ini tambah haus. Haus dalam artian yang Budi Darma tulis dalam Olenka: haus ingin memperlakukan tubuh perempuan itu seperti selembar peta. Kemudian menuding-nuding bagian tubuhnya bagaikan seorang guru ilmu bumi menuding kota-kota di atas peta. Menelusur jalan yang menghubungkan satu kota dengan kota lain, satu danau dengan danau lain, satu bukit dengan bukit lain, satu dataran rendah dengan dataran rendah lain, kemudian berseru, "Hei, inilah jalan menuju surga!" [1]
Sabtu, 19 Juni 2010
Steve Vai - For the Love of God
Biasanya saya keburu ill fill bila mendengar nama orang-orang yang berbau "guitar god". Sebutlah, seperti Yngwie Malmsteen, Joe Satriani, Paul Gilbert atau Steve Vai. Menurut saya mereka semua berlebihan, apalagi kalau melihat dandanannya...ugh, ga deh. Terlalu Glam Rock. Apalagi, saya juga senang memainkan gitar, dan melihat mereka main, selalu saja ada perasaan putus asa. Terlebih bila membandingkan permainan mereka dengan permainan saya; hasilnya jomplang. Jadi, lebih baik tidak mendengarkan permainan mereka. Para bajingan yang selalu membuat saya putus asa.
Tetapi...untuk sekarang-sekarang saya menelan ludah sendiri. Setidaknya toleransi diberikan untuk Steve Vai (walaupun gayanya tetap tidak bisa ditoleransi). Album Passion and Warfare yang keluar tahun 1990 seharian ini bercokol di komputer. Yah, pertama kali mendengarkan lumayan juga; heavy metal dengan sentuhan progressive. Terlebih lagi lagu For the Love of God. Cocok sekali didengarkan tengah malam begini. Solonya meraung dan merintih, seperti raungan hati ini yang selalu melolong kesepian bila malam tiba...melolong untuk mencari kapan bisa dapat pacar atau minimal bisa hidup bahagia. Apapun bentuk kebahagiaan itu.
Tetapi...untuk sekarang-sekarang saya menelan ludah sendiri. Setidaknya toleransi diberikan untuk Steve Vai (walaupun gayanya tetap tidak bisa ditoleransi). Album Passion and Warfare yang keluar tahun 1990 seharian ini bercokol di komputer. Yah, pertama kali mendengarkan lumayan juga; heavy metal dengan sentuhan progressive. Terlebih lagi lagu For the Love of God. Cocok sekali didengarkan tengah malam begini. Solonya meraung dan merintih, seperti raungan hati ini yang selalu melolong kesepian bila malam tiba...melolong untuk mencari kapan bisa dapat pacar atau minimal bisa hidup bahagia. Apapun bentuk kebahagiaan itu.
Jumat, 02 April 2010
Sunn 0))) - Berlin, Volksbühne 2006 - Part 2
Acid bath eksperiens. Sunn O))). Band ini aneh, terutama ketika saya mendengarkannya pertama kali lewat album The Grimmrobe Demos. Bayangkan riff-riff gitar yang panjang dan repetitif selama kurang lebih 15 menit. Pengalaman mendengarkan yang aneh, ketika kamu sebelumnya dikelilingi oleh band-band cepat dan teknikal.
Langganan:
Postingan (Atom)