Setiap kali menyeberang Jalan Raya Soekarno-Hatta, Bandung,
rasa-rasanya lebar jalan itu semakin sempit.
Berbeda ketika masih mengenakan seragam merah-putih dulu, pertengahan
dekade 1990. Menyeberang jalan itu terasa menyeramkan. Laju kendaraan jarang ada
yang pelan. Truk besar hilir-mudik dengan kecepatan yang tinggi dan menyeramkan
bila membayangkan terlindas olehnya. Untuk bisa menyeberang jalan itu, dulu,
selalu saja ada rasa deg-degan. Rasa-rasanya harus berlari jauh untuk bisa
menyeberang sampai tujuan.
Selasa, 31 Oktober 2017
Kamis, 26 Oktober 2017
Hidup Adalah Narkotik*
Sabtu, 14 Oktober 2017
Hidup Dalam Ironi
Rasa-rasanya seperti mengetahui seluruh isi dunia ketika masa remaja dihabiskan di Bandung. Hitamnya kehidupan rasa-rasanya telah dimasuki ketika mengingat kawan yang meninggal karena putaw, kawan yang babak belur karena perkelahian, kulit punggung yang terkelupas karena dihantam balok, menggelandang tengah malam di Jalan Ambon...dan setumpuk kenangan lainnya yang terlalu banyak untuk dituangkan di sini.
Jumat, 07 Juli 2017
Peralihan
Kabar kurang
menyenangkan hadir sore itu lewat grup whatsapp, memberitahu tentang perusahaan
media massa cetak lainnya yang kembali tutup. Tapi, penutupan kali ini cukup
berbeda karena hanya menutup biro-biro di daerah saja. Sementara untuk kantor
pusatnya di Jakarta tidak terkena penutupan. Kabar kali ini bukan seperti
kabar-kabar sebelumnya bahwa sebuah perusahaan media bangkrut. Tetapi, lebih kepada
efisiensi usaha. Efisiensi yang tidak mengenakkan bagi sebagian besar
pekerjanya.
Rabu, 05 Juli 2017
Robotika
Robotika berevolusi
dengan sangat cepat dalam lima dekade terakhir. Perkembangan robotika yang
pesat tentu akan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun cepat atau
lambat, otoritas masyarakat perlu merancang antisipasi salah satu dampak
terburuknya bagi manusia, yakni kehilangan pekerjaan. Robotika—ketika sudah
siap untuk diaplikasikan di tengah-tengah masyarakat--tidak hanya bersangkut
paut dengan ilmu pengetahuan tok,
namun juga akan membentuk iklim sosio-ekonomi masyarakat. Bahkan mengubahnya secara
fundamental.
Selasa, 13 Juni 2017
War and Peace: Asmara (1)
I
Membaca War and Peace karya Leo Tolstoy di satu
sisi cukup membingungkan. Perlu ada gambaran mengenai dataran Rusia untuk
mengimajinasikan medan pertempuran yang dipaparkan Leo Tolstoy. Manuver-manuver
prajurit di bawah pimpinan Kutuzov dan Napoleon di Borodino, misalnya, akan
cukup sulit dibayangkan. Gambaran seperti apa Rusia dan lebih spesifik, kawasan
yang bernama Borodino, cukup sulit menumbuhkannya di dalam benak bagi seseorang
yang seumur hidupnya tinggal di negara yang berjarak 6.963 kilometer dengan
Rusia.
Senin, 27 Maret 2017
Menabur Arang di Jalan Tanpa Nama (1)
Jalan di pinggir
Masjid Istiqamah, Bandung, 2003 silam, akan menjadi saksi sekelompok pelajar
SMA melakukan demonstrasi pertamanya. Puluhan pelajar saat itu turun ke jalan
dalam sebuah barisan yang hanya ditandai oleh tali rapia.
Menabur Arang di Jalan Tanpa Nama (2)
Tahun 1998 adalah
tahun-tahun yang terasa campur aduk. Di satu sisi ada semangat dan optimisme
ketika penguasa otoriter Soeharto menyatakan pengunduran dirinya setelah
mengalami tekanan demonstrasi yang luar biasa. Elit-elit politik oposisi
Soeharto ditayangkan sebuah stasiun televisi tengah berjingkrak-jingkrak dan
saling memeluk ketika Soeharto membacakan surat pernyataan pengunduran diri.
Ratusan mahasiswa yang menduduki gedung parlemen ditayangkan di semua saluran
televisi.
Menabur Arang di Jalan Tanpa Nama (3-Selesai)
Tulisan sebelumnya lihat di sini.
Musim berganti, tahun-tahun terlewati. Ragam dinamika kehidupan tak henti-hentinya bergejolak seiring usia para pelajar bertambah. Realita sehari-hari membenturkan segala idealisme, harapan, optimisme, cita-cita, yang sempat tertanam. Kenyataan sehari-hari telah menjadi guru terbaik bagi para pelajar itu.
Selasa, 21 Maret 2017
Menolak Bala
Frekuensi menulis blog sudah tidak sesering dulu. Sepertinya sudah menjadi
permasalahan basi kenapa frekuensi menulis blog menurun drastis: persoalan
mood. Meskipun, dalam beberapa bulan terakhir, banyak hal-hal yang menyita
pikiran. Tapi, untuk menuangkannya ke dalam tulisan, aku merasa kepayahan untuk
memulainya. Tidak tahu harus memulai dari mana.
Senin, 06 Maret 2017
32
Ada orang ini, Steven Wilson (50), dalam sebuah wawancara, mengungkapkan
alasannya tidak berkeluarga karena lebih memilih untuk berkarir di dunia musik.
Dengan tidak berkeluarga, dia beranggapan bisa lebih mencurahkan tenaga dan
ide-ide kreatifnya dalam musik.
Langganan:
Postingan (Atom)