Senin, 06 Maret 2017

32




Ada orang ini, Steven Wilson (50), dalam sebuah wawancara, mengungkapkan alasannya tidak berkeluarga karena lebih memilih untuk berkarir di dunia musik. Dengan tidak berkeluarga, dia beranggapan bisa lebih mencurahkan tenaga dan ide-ide kreatifnya dalam musik.

Sebelum bercerita tentang pandangannya mengenai karir musik dan keluarga, ada baiknya sedikit menengok biografi Steven Wilson, terutama hasil-hasil kerjanya dalam dunia musik. Steven Wilson adalah musisi asal Inggris, kelahiran 3 November 1967. Sebelum berkarir solo sebagai musisi, Steven awal mula dikenal melalui bandnya, Porcupine Tree. Bersama Porcupine Tree, Steven memainkan musik bercorak progressive yang diramu dengan nuansa rock, metal, dan ambient. Bila mendengarkan karya-karyanya, seringkali terasa pengaruh yang kuat dari Pink Floyd. Pengaruh itu tidak hanya terasa dalam karya Steven ketika bermain bersama Porcupine Tree. Dalam karya-karya solonya, pengaruh Pink Floyd dengan corak musik progressive pun masih terasa kental.

Bersama Porcupine Tree, tercatat Steven Wilson telah mengeluarkan banyak rilisan. Untuk album penuh, Porcupine Tree setidaknya telah mengeluarkan 10 album studio, 11 album live, 6 mini album, dan 9 singel. Itu untuk proyek band.

Steven Wilson juga tercatat sempat membuat proyek band bernama Blackfield yang dimulai pada awal milenium dan masih bertahan sampai sekarang, walaupun intensitasnya tidak seperti Porcupine Tree maupun proyek solonya. Dalam Blackfield, Steven berkolaborasi bersama musisi asal Israel bernama Aviv Geffen. Sudah ada 5 studio album, 10 singel, dan 1 DVD live, yang dikeluarkan Steven Wilson saat berkarya dalam bendera bernama Blackfield.

Sementara untuk proyek solonya, Steven Wilson telah mengeluarkan 4 album studio, 3 mini album, 9 video musik dan 2 album live.

Bila kita perhatikan sepak terjang Steven dalam dunia musik, terlihat bahwa sejak dekade 1990-an hingga saat ini, Steven telah menjadi sosok musisi yang produktif. Berbagai dokumentasi musik dalam bentuk album telah dikeluarkannya dari berbagai macam proyek.

Untuk mengerjakan semua proyek itu ada berbagai proses yang dilalui, baik proses membuat lagu, latihan, merekam sampai mastering lagu. Semua proses itu sangat menyita waktu. Terlebih bila komposisinya terbilang rumit. Seperti yang diketahui, Steven Wilson terkenal akan karya-karyanya yang menyentuh musik progressive. Jenis musik seperti ini terkenal rumit, baik dari segi perubahan tempo, maupun chord-chordnya yang aneh.

Dan sampai kepada topik ini, topik perihal proses produksi lagu, Steven Wilson mengakui pilihannya untuk tidak berkeluarga berpengaruh besar. “Aku telah mengeluarkan banyak rilisan, membuat banyak lagu, itu karena aku memiliki banyak waktu untuk membuatnya. Itu karena aku tidak memiliki keluarga,” ujarnya.

Bagi Steven Wilson, berkeluarga memerlukan curahan perhatian yang juga menyita waktu. Membagi curahan perhatian ini kepada dua aktivitas yang sama sekali berbeda, tidak akan membuatnya maksimal. Dengan demikian, harus ada pilihan yang diambil. Dan ketika membicarakan pilihan yang telah diambil, terasa ada penekanan baru dari Steven Wilson mengenai konsekuensi dari keputusan itu. Rasa-rasanya seperti sebuah penekanan yang menyadarkan mengenai arti pengorbanan.

“Bersamaan dengan kamu menentukan pilihan, konsekuensinya adalah akan ada pilihan-pilihan lain yang tertutup rapat. Sementara itu, kehidupan sangat singkat. Kamu tidak bisa melakukan semuanya. Kamu harus menentukan pilihan. Dalam hal ini, proses utama ketika menentukan pilihan adalah pengorbanan. Ketika aku memilih untuk bermusik, maka aku mengorbankan semua pilihan-pilihan yang ada (utamanya berkeluarga). Hal seperti itu, menentukan pilihan dan mengorbankan pilihan lain yang tidak terpilih, terjadi setiap hari di dalam hidup,” ujarnya.

Di titik ini, ucapan Steven Wilson itu terasa seperti buah dari kontemplasi yang telah berlangsung bertahun-tahun selama perjalanan karirnya. Ada naik-turun selama dia berproses dalam musik sehingga pada akhirnya Steven bisa berbicara: ketika aku memilih untuk bermusik, maka aku mengorbankan semua pilihan-pilihan yang ada. Ini adalah kata-kata yang berat karena dalam prakteknya, di dalam kesehariannya, akan ada momen-momen yang bertalian dengan “kehilangan”.

Namun demikian, seorang Steven Wilson tampaknya telah mengatasi persoalan ini. Seperti dalam wawancaranya, dia mengaku baik-baik saja dengan keputusan yang telah diambilnya itu. “Banyak orang mengasihani aku karena aku tidak berkeluarga. Tapi, tidak. Jangan mengasihani aku. Aku bahagia dengan hidupku. Aku merasa baik-baik saja. Aku pikir aku membuat pilihan yang bagus. Aku pikir tidak semua orang harus melakukannya (berkeluarga),” ujarnya.

Tidak ada komentar: