Ada orang ini, Steven Wilson (50), dalam sebuah wawancara, mengungkapkan
alasannya tidak berkeluarga karena lebih memilih untuk berkarir di dunia musik.
Dengan tidak berkeluarga, dia beranggapan bisa lebih mencurahkan tenaga dan
ide-ide kreatifnya dalam musik.
Sebelum bercerita tentang pandangannya mengenai karir musik dan keluarga,
ada baiknya sedikit menengok biografi Steven Wilson, terutama hasil-hasil
kerjanya dalam dunia musik. Steven Wilson adalah musisi asal Inggris, kelahiran
3 November 1967. Sebelum berkarir solo sebagai musisi, Steven awal mula dikenal
melalui bandnya, Porcupine Tree. Bersama Porcupine Tree, Steven memainkan musik
bercorak progressive yang diramu dengan nuansa rock, metal, dan ambient. Bila
mendengarkan karya-karyanya, seringkali terasa pengaruh yang kuat dari Pink
Floyd. Pengaruh itu tidak hanya terasa dalam karya Steven ketika bermain
bersama Porcupine Tree. Dalam karya-karya solonya, pengaruh Pink Floyd dengan
corak musik progressive pun masih terasa kental.
Bersama Porcupine Tree, tercatat Steven Wilson telah mengeluarkan banyak
rilisan. Untuk album penuh, Porcupine Tree setidaknya telah mengeluarkan 10
album studio, 11 album live, 6 mini album, dan 9 singel. Itu untuk proyek band.
Steven Wilson juga tercatat sempat membuat proyek band bernama Blackfield
yang dimulai pada awal milenium dan masih bertahan sampai sekarang, walaupun
intensitasnya tidak seperti Porcupine Tree maupun proyek solonya. Dalam
Blackfield, Steven berkolaborasi bersama musisi asal Israel bernama Aviv
Geffen. Sudah ada 5 studio album, 10 singel, dan 1 DVD live, yang dikeluarkan
Steven Wilson saat berkarya dalam bendera bernama Blackfield.
Sementara untuk proyek solonya, Steven Wilson telah mengeluarkan 4 album
studio, 3 mini album, 9 video musik dan 2 album live.
Bila kita perhatikan sepak terjang Steven dalam dunia musik, terlihat bahwa
sejak dekade 1990-an hingga saat ini, Steven telah menjadi sosok musisi yang
produktif. Berbagai dokumentasi musik dalam bentuk album telah dikeluarkannya
dari berbagai macam proyek.
Untuk mengerjakan semua proyek itu ada berbagai proses yang dilalui, baik
proses membuat lagu, latihan, merekam sampai mastering lagu. Semua proses itu
sangat menyita waktu. Terlebih bila komposisinya terbilang rumit. Seperti yang
diketahui, Steven Wilson terkenal akan karya-karyanya yang menyentuh musik
progressive. Jenis musik seperti ini terkenal rumit, baik dari segi perubahan
tempo, maupun chord-chordnya yang aneh.
Dan sampai kepada topik ini, topik perihal proses produksi lagu, Steven
Wilson mengakui pilihannya untuk tidak berkeluarga berpengaruh besar. “Aku
telah mengeluarkan banyak rilisan, membuat banyak lagu, itu karena aku memiliki
banyak waktu untuk membuatnya. Itu karena aku tidak memiliki keluarga,”
ujarnya.
Bagi Steven Wilson, berkeluarga memerlukan curahan perhatian yang juga
menyita waktu. Membagi curahan perhatian ini kepada dua aktivitas yang sama
sekali berbeda, tidak akan membuatnya maksimal. Dengan demikian, harus ada
pilihan yang diambil. Dan ketika membicarakan pilihan yang telah diambil,
terasa ada penekanan baru dari Steven Wilson mengenai konsekuensi dari
keputusan itu. Rasa-rasanya seperti sebuah penekanan yang menyadarkan mengenai
arti pengorbanan.
“Bersamaan dengan kamu menentukan pilihan, konsekuensinya adalah akan ada
pilihan-pilihan lain yang tertutup rapat. Sementara itu, kehidupan sangat
singkat. Kamu tidak bisa melakukan semuanya. Kamu harus menentukan pilihan.
Dalam hal ini, proses utama ketika menentukan pilihan adalah pengorbanan.
Ketika aku memilih untuk bermusik, maka aku mengorbankan semua pilihan-pilihan
yang ada (utamanya berkeluarga). Hal seperti itu, menentukan pilihan dan
mengorbankan pilihan lain yang tidak terpilih, terjadi setiap hari di dalam
hidup,” ujarnya.
Di titik ini, ucapan Steven Wilson itu terasa seperti buah dari kontemplasi
yang telah berlangsung bertahun-tahun selama perjalanan karirnya. Ada
naik-turun selama dia berproses dalam musik sehingga pada akhirnya Steven bisa
berbicara: ketika aku memilih untuk bermusik, maka aku mengorbankan semua
pilihan-pilihan yang ada. Ini adalah kata-kata yang berat karena dalam
prakteknya, di dalam kesehariannya, akan ada momen-momen yang bertalian dengan
“kehilangan”.
Namun demikian, seorang Steven Wilson tampaknya telah mengatasi persoalan
ini. Seperti dalam wawancaranya, dia mengaku baik-baik saja dengan keputusan
yang telah diambilnya itu. “Banyak orang mengasihani aku karena aku tidak
berkeluarga. Tapi, tidak. Jangan mengasihani aku. Aku bahagia dengan hidupku.
Aku merasa baik-baik saja. Aku pikir aku membuat pilihan yang bagus. Aku pikir
tidak semua orang harus melakukannya (berkeluarga),” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar