Rating: | ★★★★ |
Category: | Music |
Genre: | Other |
Artist: | the Samuel Jackson Five |
'Goodbye Melody Mountain' adalah album ketiga dari band yang berasal dari Norwegia ini. Dan menurut saya, bila dibandingkan dengan kedua albumnya yang terdahulu, sejauh ini 'Goodbye Melody Mountain' merupakan pencapaian terbaik the Samuel Jackson Five. Setidaknya struktur lagu-lagu yang ditawarkan di album ini lebih fokus dan mudah dicerna. Selain itu, aransemennya pun kaya. Terlebih lagi bila kita mendengar sentuhan brass section di beberapa lagunya. Menggugah mood. Menjadikan kedelapan lagu yang ada di 'Goodbye Melody Mountain' sebuah pengalaman anthemik. Walaupun, seperti mayoritas post rock lainnya, tidak ada lirik untuk dinyanyikan bersama didalam lagu-lagunya. Murni instrumental. Tetapi cukup untuk menjadi soundtrack dalam menemani hari-harimu. Contohnya, dengar saja lagu kedua berjudul 'Eye Eat Lotus'. Awalnya, musik berjalan santai dengan petikan-petikan melodi yang menenangkan. Tetapi, semakin maju durasinya, semakin intensitas lagu naik. Naik disini bukan dalam artian semakin keras, tetapi lebih kepada beat yang menggugah semangat. Hook-hook yang memiliki ketukan jazz canggung pada akhirnya mengantarkan kita menuju parade anthemik yang dimainkan dari brass section. Menjadikan klimaks lagu terdengar ramai dan memiliki mood yang positif. 'Bold'.
Secara keseluruhan, terdapat delapan lagu di album ini. Saya berani mengatakan, bahwa the Samuel Jackson Five menawarkan komposisi-komposisi yang cukup unik dalam setiap lagunya di album ini. Membuatnya tidak begitu membosankan atau tipikal seperti kebanyakan post-rock saat ini. Kita akan menemui beberapa kejutan dalam setiap lagunya. Dan itulah yang membuat album ini variatif dan menyenangkan untuk didengar.
Saya juga tertarik dengan latar belakang mereka. Latar belakang seperti negara asal mereka, dan bagaimana latar belakang musik mereka dulu. The Samuel Jackson Five berasal dari Oslo, Norwegia. Ini merupakan sesuatu yang cukup unik buat saya. Semenjak Norwegia dikenal oleh saya selama ini sebagai pengekspor band-band black metal satanik pembakar gereja, seperti Mayhem, Burzum, atau Gorgoroth. Lalu tiba-tiba disitu kamu mendengar nama band, seperti The Samuel Jackson Five ini muncul, dimana mereka memainkan musik yang jauh dari tipikalitas black metal Norwegia. Malah sebaliknya, adalah genre musik, seperti post rock yang kamu dengar. Genre yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya akan muncul dari negara seperti Norwegia. Ini tentu menarik perhatian saya.
Selain itu, konon, sebelum memulai dengan gaya bermusik seperti sekarang ini, pada tahun awal pendiriannya, yakni 2003, the Samuel Jackson Five bermula sebagai proyek drum n' bass. Nnaahh. Ini juga merupakan sesuatu yang aneh. Setidaknya bagi saya yang awam dengan genre drum n' bass. Genre drum n' bass, sepertinya terlalu mewah dan dugem untuk orang-orang (the Samuel Jackson Five) yang nantinya justru memutuskan untuk mengubah haluannya ke genre yang, setidaknya dilihat dari lifestyle, tidak cukup 'lux' untuk dilihat. Walaupun bila dilihat dari segi musikalitas, saya kira masih ada link yang menyatukannya, seperti pengaruh jazz dan brass section itu. Tetapi, diatas segala kekontrasan latar belakang itu, mungkin beginilah bila berhadapan dengan orang yang selalu ngomong, "bebaskeun weh!"
Tak perduli darimana kamu berasal dulunya, tak perduli ada batas apa yang bisa melabeli kamu nantinya. Selama bisa bereksplorasi, kenapa tidak?
========================================================
Bila kamu tertarik untuk mendengarkan the Samuel Jackson Five, coba saja kamu kopas link yang ada di bawah ini:
http://post-engineering.blogspot.com/2008/11/album-samuel-jackson-five-goodbye.html
3 komentar:
po-post rock-an skandinavia keur rada rame boy.. asa loba nu anyar. asyo euy aya link donlodna. ditampi ah, nuhun.
enya. ngan ti norway mah urg plg tertarik...negara misterius. hehe
coba komen ath mun rek di donlod mah jiga kmh musikna...soalna review musik mah subyektif pisan..
nya keur didonlod heula mang, rada lila yeuh internetna kacrut.
Posting Komentar