Rabu, 01 September 2010

Ghaust & Aseethe (Split)

Rating:★★★
Category:Music
Genre: Childrens Music
Artist:Ghaust & Aseethe (Split)
Tentu saja saya tertarik begitu mendengar rilisan split antara Ghaust (Ina) dan Aseethe (USA). Pertama, mendengar nama Ghaust saja sudah membuat saya penasaran. Band ini lumayan hangat diperbincangkan oleh orang-orang disekeliling saya. Sebuah band instrumental berasal dari Jakarta yang memainkan musik tipe post-metal. Begitulah yang sering diobrolkan oleh orang-orang mengenai Ghaust.

Lalu, hal lain yang menarik perhatian saya terhadap rilisan ini adalah mengenai produser yang ada di balik rekaman Aseethe. Rekaman Aseethe di album split ini diproduseri oleh James Plotkin. Hold up there...Mas Plotkin cukup berbahaya juga bila melihat rekam jejaknya. Pertama kali saya mengetahui Mas Plotkin dari kolaborasinya bersama Mas O' Malley dalam Khanate. Sebuah band superb-absurd-chaotic-doom laden yang sekarang sudah bubar. Selain bersama Khanate, Mas Plotkin juga sudah cukup banyak berproyekan di band-band yang cenderung absurd, seperti OLD, dan Khylst. Wew. Jadinya saya penasaran juga mendengarkan Aseethe. Apalagi di album ini Aseethe menawarkan musik yang super panjang berdurasi sekitar 21 menit. Woohooo...my fav. kind of music indeed: long awaited doom metal!

Baiklah. Tulisan diatas adalah semacam perkiraan-perkiraan saya saja mengenai album split ini akan terdengar seperti apa. Sekarang, setelah penantian yang cukup lama, akhirnya CD pesanan saya tiba juga. Sekarang saya bisa benar-benar mendengarkan album ini seperti apa, dan mulai mereviewnya.

Ok. Dimulai dulu dengan Ghaust. Di album ini Ghaust memasukkan dua lagu. Pertama adalah lagu berjudul 'Return Fire', dan lagu satunya lagi, 'Akasia', yang diambil dari album self-titled sebelumnya. Bila mendengarkan 'Return Fire', saya kira Ghaust cukup banyak terpengaruh oleh tipikal hardcore dan metal. Tetapi, untuk bisa disebut sebagai 'doom', mungkin Ghaust jauh dari tipikal musik seperti itu. Bukan masalah tempo yang tidak lambat atau gimana (doom tidak berarti harus bertempo lambat). Hanya saja, selama mendengarkan lagu yang berdurasi 9 menit ini, saya semakin yakin, bahwa Ghaust pada dasarnya berada dalam tataran hardcore. Hanya saja, yang membuatnya berbeda adalah seteman gitarnya yang down-tuned, instrumental, dan durasinya yang panjang. Namun demikian, lagu 'Return Fire' ini menurut saya menjadi sedikit 'plain'. Pertama, karena terlalu banyak part yang bertebaran. Hal itu malah membuat struktur lagu terkesan datar-datar saja. Entah kenapa.

Lagu favorit saya dari Ghaust di album split ini malah di track keduanya, yakni 'Akasia'. Track ini diremix oleh Morgue Vanguard. Salah satu orang yang berada di balik proyek dark hip-hop bernama Trigger Mortis. 'Akasia' langsung menjadi track favorit saya begitu pertama kali mendengarkannya. Disitu kamu akan merasakan hawa industrial yang bangkit kembali dari kubur, setelah sekian lama genre ini terlupakan di Indonesia. Saya jadi teringat kembali Godflesh album Pure, ketika mendengarkan track ini. Di awal lagu, ritmik lagu berjalan dengan menghentak dan gahar. Pure industrial. Seperti mesin-mesin di pabrik yang berdentuman dengan berat, ketika saling beradu. Tetapi, di pertengahan lagu, ritmik lagu perlahan berubah menjadi lebih kalem dan ambiental. Suasana yang kalem itu terbawa hingga lagu 'Akasia' itu selesai, Polanya, seperti kamu mendengarkan remix lagu Isis berjudul 'HYM' dari JK Broadrick. Berat dan kasar di awal, tetapi lembut dan manis dibagian akhir. Heavy Shoegazer. Sedap.

Setelah lagu Ghaust beres, giliran track dari Aseethe. Tidak seperti Ghaust, di album ini Aseethe hanya memasukan satu lagu saja. Walaupun begitu, durasinya cukup panjang. Sekitar 21 menit. Sebanding bila disandingkan dengan dua lagu yang dimasukan oleh Ghaust. Buat saya, Aseethe sangatlah doom. Kamu seperti teringat kembali Bongripper, Kodiak, atau Aldebaran, ketika mendengarkan mereka. Musik berjalan lambat, dan monoton. Disaat yang bersamaan, the spirit from god of heaviness bertebaran dalam distorsi-distorsinya. Setelah itu, vokal yang harsh masuk mengisi musiknya. Yeah. I love doom metal, indeed. B(((O)))ng on!

Buat yang senang musik heavy, berdurasi panjang, dan 'eksperimental', album ini direkomendasikan.

Tidak ada komentar: