Rating: | ★★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Science Fiction & Fantasy |
Author: | Lucy & Stephen Hawking |
"Semua saling jatuh ke arah satu sama lain di alam semesta" (Lucy & Stephen Hawking)
Kandang di halaman belakang rumah ternyata kosong melompong. Freddy, si babi berwarna pink telah hilang. George kecil tentu saja cemas mengetahui piaraannya telah raib. Sedangkan hanya babi itulah teman bermainnya selama ini. George memang tidak tumbuh dalam lingkungan yang sama dengan anak-anak seusianya. Kedua orang tuanya adalah aktivitis lingkungan radikal yang menjalani gaya hidup primitivisme. Dalam artian, kedua orang tua George seminimal mungkin menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Mulai dari makanan sehari-hari yang diolah langsung dari alam tanpa perantaraan teknologi masak dan bumbu penyedap, hingga penolakan terhadap pemakaian komputer, dan penggunaan listrik. Alhasil bila malam tiba, rumah George hanya dihias oleh cahaya yang berasal dari lilin saja. Gaya hidup yang dijalani kedua orang tuanya itu membuat George terkucil dari lingkungannya, dan George sendiripun memendam perasaan kesepian. Keadaan terkucil dan kesepian itu diperparah lagi dengan hilangnya Freddy. Bagi George, hilangnya Freddy hanya akan membuat hidupnya semakin terasa membosankan, karena tidak ada teman dan hiburan lagi yang layak bagi dirinya.
Namun demikian, tepat dibelakang kandang, terdapat jejak kaki Freddy yang mengarah ke rumah tetangganya yang dikenal tak terurus dan misterius. Banyak mitos yang dialamatkan ke rumah itu, dan mitos itu tidaklah mengenakan untuk didengar. Namun, tergerak oleh keinginan untuk menemukan sumber kebahagiannya selama ini, George nekat untuk menerabas ke rumah yang tidak terurus itu. Berusaha menemukan Freddy kembali. Tak disangka, disitu George malah menemukan sebuah peristiwa yang mengubah perspektifnya. Dia mendapatkan pengetahuan mengenai rahasia alam semesta. Dari sinilah petualangan George dimulai. Petualangan dalam menguak misteri luasnya galaksi di alam semesta.
***
Stephen Hawking adalah nama yang membuat saya tergerak untuk membaca buku ini pada awalnya. Mas Hawking adalah seorang fisikawan yang diakui kehebatannya setelah Mas Einstein. Akhir-akhir ini dia baru saja menghebohkan publik luas, terutama kalangan agamawan, melalui statementnya dalam bukunya yang terbaru, yakni "the Grand Design". Dalam bukunya itu, Mas Hawking menyatakan, bahwa alam semesta terjadi dari serangkaian peristiwa hukum alam semesta , seperti daya tarik gravitasi. Karena adanya hukum gravitasi itu, setiap materi akan saling tarik-menarik, dan alam semesta akan tercipta dengan sendirinya. Mas Hawking menyebutkan, bahwa penciptaan yang spontanlah alasan mengapa sesuatu itu ada, mengapa alam semesta bisa ada. Tuhan tidak pada tempatnya harus dibawa-bawa dalam masalah penciptaan alam semesta ini. Bisa dibilang, dalam statementnya di "the Grand Design" itu, Mas Hawking "membangkitkan lagi dari kuburan abad medieval", suatu perdebatan antara ilmu pengetahuan dan agama.
Pertamanya, saya berniat mencari buku "the Grand Design" itu. Namun ternyata, harus dipesan terlebih dahulu, dan harganya pun cukup mahal. Tetapi, salah seorang pegawai toko buku itu menyorongkan novel Mas Hawking terbitan tahun 2007, yang ditulis bersama anaknya, Lucy Hawking, yakni "George's Secret Key to the Universe" atau "Kunci Rahasia George ke Alam Semesta" dalam bahasa Indonesia. Sebagai pengenalan terlebih dulu tentang Mas Hawking ini mungkin ada baiknya novel ini dibaca dulu, pikir saya.
Ternyata, novel untuk anak-anak ini sangat menarik. Hukum-hukum fisika dikemas dengan wajah yang ramah, dan mudah dicerna oleh orang awam. Didalam novel ini, kamu akan mendapatkan pengetahuan mengenai asal-usul alam semesta, materi-materi yang ada di alam semesta, pergerakan planet, hukum gravitasi, hingga, ini yang paling menarik, serba-serbi lubang hitam! Dalam seksi mengenai lubang hitam ini, dipaparkan sebuah fakta ilmiah baru mengenai lubang hitam. Dimana, tidak seperti anggapan orang kebanyakan mengenai lubang hitam, bahwa setiap benda yang masuk ke dalam lubang hitam akan terperangkap selama-lamanya. Ternyata, anggapan demikian tidak benar. Benda yang masuk kedalam lubang hitam bisa keluar, karena pengaruh fluktuasi dalam ruang dan waktu. Dengan fluktuasi tersebut, lubang hitam secara perlahan akan melepaskan benda-benda yang sebelumnya ditarik oleh daya gravitasi lubang hitam dalam bentuk radiasi. Pelepasan benda dalam bentuk radiasi itu akan tergantung dari ukuran massa lubang hitam itu sendiri. Semakin kecil massa lubang hitam, semakin cepatlah pelepasan benda itu terjadi. Sebaliknya, semakin besar massa lubang hitam itu, semakin lambat pelepasan benda dalam bentuk radiasi.
Bahkan, lubang hitam itu sendiri nyatanya tidaklah abadi. Seiring pelepasan benda-benda dalam lubang hitam dalam bentuk radiasi ini, perlahan lubang hitam itu akan menguap. Penguapan ini juga tentunya dipengaruhi oleh besar-kecilnya massa lubang hitam itu sendiri.
Edas. Mengagumkan ternyata, saudara-saudari....
***
Ada satu lagi cerita yang mengesankan dari buku ini. Yaitu, ketika membahas tentang asal-usul alam semesta. Salah satu tokohnya menyebutkan, bahwa kita - umat manusia - sesungguhnya merupakan "anak-anak bintang". Ungkapan ini bisa dibilang indah secara metafora, dan juga benar secara harfiah, bila kita melihatnya dari bagaimana alam semesta ini bisa terbentuk. Gunung, awan, pantai, diri kita (manusia), bulan, planet, hingga meteor, bisa terbentuk setelah melalui proses yang telah berlangsung jutaan bahkan miliaran tahun sebelumnya. Semuanya bermula, ketika setiap partikel-partikel yang ada di awan gas saling tarik-menarik dan membentuk suatu gumpalan awan gas yang padat, karena termampatkan oleh tarik-menarik antar partikel itu. Bersamaan semakin padat gumpalan awan gas itu, semakin panaslah dia. Sehingga pada akhirnya, menyebabkan lapisan terluar dari gumpalan awan gas yang padat itu meledak dan terlempar kesegala penjuru. Sedangkan lapisan inti dari gumpalan awan gas itu menjadi bintang, atau di bumi kita menyebutnya matahari. Lapisan-lapisan terluar dari gumpalan awan gas yang telah terlempar itu, dengan melalui proses yang memakan waktu triliunan tahun lamanya, perlahan membentuk sistem tata surya yang kita kenal selama ini.
Dilihat dari proses pembentukan alam semesta yang telah berlangsung lama itu, dapat dimengerti, ketika manusia dijuluki sebagai anak-anak bintang. Ada elemen-elemen dari bintang dalam diri manusia. Elemen-elemen yang tercipta dari ledakan awan gas di alam semesta bermiliar-miliaran tahun yang lalu. Sungguh menakjubkan.
Dari sinilah, saya baru 'ngeh' tentang bagaimana posisi manusia dan keterkaitannya dengan alam semesta. Bahwa manusia bukanlah spesies yang terisolasi, terpisah dari lingkungannya. Manusia itu sendiri adalah bagian dari hukum-hukum alam semesta. Kita terkoneksi dengan segala yang ada dilingkungan kita. Saling terpengaruhi. Kita dan lingkungan kita, memiliki satu genesis yang sama...yang tercipta dari suatu hukum alam semesta.
Brutal.
Kalau ada buku yang menggugah orang lain untuk mempelajari fisika dalam kaitannya dengan misteri alam semesta, dan juga buku yang mendidik manusia tentang siapa dirinya dan lingkungannya, saya kira buku ini patut disebut.