Minggu, 06 Maret 2016

Kilas

 
 
Mungkin semua bermula dari tiga tahun lalu, ketika penugasan pertamaku ke Indramayu. Kabupaten yang sejauh ini paling berkesan. Di sana aku meliput selama setahun lebih. Dalam prosesnya, banyak kutemui peristiwa-peristiwa yang unik, pemandangan yang eksotik, dan memberiku wawasan baru.

Setahun berlalu, kantor kemudian menugaskan untuk pindah ke Depok. Pengalaman di kota perbatasan Jakarta dan Jawa Barat juga memberi kesan tersendiri. Bila sebelumnya aku banyak berkelana di kampung-kampung dan pesisir, kini aku bergelut dengan persoalan-persoalan kota; pelayanan publik, kriminalitas, sampai pemilihan kepala daerah. Di kota ini, aku banyak berinteraksi dengan wartawan-wartawan lainnya.

Tidak seperti Indramayu, dimana aku hanya bergaul dengan sedikit saja wartawan, di Depok aku justru lebih banyak bergaul dengan teman-teman media lainnya. Di kota ini, sedikit-sedikit aku mengetahui dinamika pekerja media dan relasinya dengan aparatur kekuasaan, seperti polisi. Baik-buruknya, aku mendapatkan ilmu bermanfaat dari teman-teman. 

Memasuki bulan kesebelas, penugasan kembali datang. Kini aku harus mengepak barang-barangku dari Depok ke Jakarta. Awalnya, kantor menugasiku meliput kegiatan istana kepresidenan. Syarat administrasi untuk kartu pers pun telah dibuat. Namun ternyata aku lebih banyak meliput kegiatan DPR. Liputan kepresidenan hanya sekali-kali karena sudah ada wartawan utama yang ngepos di sana. 

...

Dan kemudian di sinilah aku, di ibu kota. Setidaknya aku sudah merasakan liputan dari daerah yang paling pelosok sampai masuk ke lingkaran yang paling elit...

Lalu, habis ini bagaimana?

Aku banyak mengenang perjumpaan dengan kawan-kawan yang datang dan pergi akhir-akhir ini. Mengamati perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingku. Manusia akan bertambah umur, dan mereka tidak akan selamanya hidup. Fakta yang menyedihkan.

Ayah kawanku baru saja masuk rumah sakit karena mengalami masalah pencernaan. Sebelumnya, Ayah temanku ini memang terserang penyakit stroke. Saat mengetahui kabar itu, aku teringat Ayahku sendiri yang semakin tua.

Saudara sepupuku baru saja melangsungkan pernikahannya. Perayaan dilangsungkan secara meriah. Semua keluarga hadir di sana. Uwa, Mamang, teteh, keponakan yang masih kecil-kecil, semua hadir. Ibuku tampak bahagia sekali di pesta pernikahannya.

Hidup berputar. Ada yang tumbang, namun ada juga yang tumbuh baru--menggantikan yang lama. Aku ingin mengingat semuanya, kota-kota yang kusinggahi, kawan-kawan yang datang dan pergi, keluarga besarku yang telah banyak berubah. 

Tidak ada komentar: