Minggu, 22 November 2009

Ngacapruk: Progress Assault Zero, Bung!

Kadang saya berpikir, kami hanyalah seperti atom. Kecil. Namun demikian, ia terpecah-pecah dalam peta sub-urban dimana didalamnya setiap wilayah dibatasi dan dibagi oleh jalan raya dan petak-petak lahan bisnis. Dengan begitu, tiada keterkaitan antara satu atom dengan atom lainnya. Menjadi asing satu sama lain. Dan individu, dengan hanya menjadi atom saja, tanpa adanya keterkaitan dengan atom lain, dia tidak akan menjadi molekul, tidak akan menjadi siapa-siapa.

Dalam beberapa hal, selalu ada pengecualian. Ketika “atom-atom” yang kecil dan terpisah itu, entah bagaimana, terkoneksi satu sama lainnya atas dasar “kesamaan pandangan”. Terangkai menjadi sebuah molekul. Sebutlah itu komunitas, paguyuban, atau sekte sekalipun. Namun demikian, dalam sebuah peta sub-urban, dimana wilayah yang terpetakan bukanlah dimaksudkan untuk kepentingan para atom agar saling terkoneksi menjadi molekul, maka rangkaian molekul itu hanya bersifat sekadar “pelepasan di akhir pekan” saja. Karena esoknya (hari Senin), kami kembali terpetakan. “Pelepasan” itu tak ubah seperti ajang para filantropis bersosialiasi di hotel paling mewah di kotamu. Namun bedanya, tempat yang kami ambil adalah pelataran parkir gedung yang kosong, bukan hotel mewah.

Dalam peta sub-urban, kesamaan pandangan yang kami miliki, ternyata tidak relevan dengan kehidupan yang kami jalani, ketika sendiri. Bagaimana bisa kami menjalani sebuah alternatif kehidupan, bila ternyata yang kami perbincangkan di akhir pekan, seperti memperbincangkan “betapa-kerennya-kami”, atau betapa indahnya masa lalu. Dan sistem kemasyarakatan, kita semua tau, tidak sesederhana obrolan yang niatnya terbatas sekadar ingin memancing perhatian orang lain seperti itu. Membicarakan alternatif kehidupan, berarti berbicara tentang perombakan landasan dan institusi yang menopang kehidupan dominan yang kita jalani sekarang. Bukan sekadar bagaimana berkoar mengekspresikan kebebasan dengan membuat lubang sebesar Babon di telinga kiri mu. Seolah-olah dengan begitu, kamu telah melanggar norma masyarakat, dan bisa dipuji dengan label pembangkang yang disematkan kepada harga dirimu.

Apa gunanya menjadi “pemberontak-gaya hidup” yang dengannya kamu selalu banggakan itu, bila dalam keseharian, kehidupan yang kamu dan aku jalani sama seperti yang sudah-sudah? Apa yang alternatif bila transaksi dengan pegawai Circle K, landasannya masih sama seperti sebelumnya? Bedanya hanya dandanan kamu nyeleneh dibandingkan dengan yang lainnya.      

Mungkin problem yang sama terus menerus berulang. Ketidaksepahaman. Dan antara kamu dan saya, kehidupan ini selebihnya hanya saya saja yang menjalaninya. Begitu juga dengan mu. Kata yang lain, ketidaksepahaman seolah-olah memberikan ruang bagi tiap individu mengembangkan gagasannya. Memberdayakan dirinya masing-masing. Di sisi yang lain, ketidaksepahaman seperti jalinan benang yang kusut dan kacau balau. Selalu menghambat tiap kemajuan yang dicoba untuk dibuat. Dan untuk ini, saya muak untuk memilih kesepakatan yang mana yang akan saya ambil terhadap salah satu sisi yang berlainan seperti itu. Mungkin, selama ini saya memang tidak pernah akur berinteraksi dengan orang-orang. Mungkin. Mungkin. Mungkin. Ah, kemungkinan.

                                                                  ***

Secara metafor, atom mencerminkan inti. Dan inti, seperti akar. Dia menghujam ke kedalaman tanah. Dengan begitu, dia memberikan fondasi, menuntun gerak, dan layaknya metafor pohon yang memiliki akar kuat terpatri lurus ke inti bumi: dia kuat menahan ganasnya terpaan angin ribut.  Tetapi itu bila akar dipelihara secara simultan. Ada orang yang ibaratnya selalu mau menyiram apa yang dia miliki setiap hari. Penuh kesabaran dan intensitas. Bila tidak, mungkin gambaran gurun tandus di Nevada atau dataran gersang di Texas, Amerika, sana cocok untuk dijadikan perumpamaan. Sangat sedikit sekali air disana, sedangkan manusia, sebagian besar tubuhnya dipenuhi oleh air.


2 komentar:

afwan albasit mengatakan...

tapi walau pun kecil, Hirosima jeung Nagasaki ancur nya bo...

abo si eta tea mengatakan...

tah, ampun...nu kudu dipikirkeun, kumaha nyieun eta atom selaras jeung atom lain, meh rada keren kitu. hehe.