Apa yang membuatmu sedih?
Pikiran itu akhir-akhir ini sering muncul dalam benak,
tatkala ku melewati jalan yang dulu sering dilewati. Perempatan yang itu-itu
lagi. Kawasan yang serupa seperti yang dulu pernah ku jajal.
Memang, jalan, perempatan, dan kawasan itu tetap sama. Dalam
pandangan sekilas, setidaknya tidak ada perubahan yang berarti dalam beberapa
tahun terakhir. Namun, sensasi, kenangan, dan waktu, adalah hal yang terkadang
menyuguhkan kilasan-kilasan yang terasa manis, dan pahit.
Jalan dan perempatan memang hanya benda mati belaka. Ia sudah
ada di sana begitu saja ketika ku melewatinya. Namun, tidak demikian dengan
sensasi inderawi yang tertera di sana bersamaan dengan hadirnya diriku di sana;
rasa-rasanya sensasi inderawi itu datang dari jaman antah-berantah ketika kamu kebetulan
“menemukannya” di jalan maupun perempatan yang pernah dilalui. Seakan-akan dia memiliki
nyawa yang mampu membetot dirimu ke sebuah candu bernama masa lalu.
Bila sudah begitu, seringkali kehampaan adalah perjumpaan yang pasti terjadi pada akhir memori.... Memori tentang bagaimana ku melewati jalan dan perempatan yang sama seperti yang pernah kulalui di masa lampau…bersama orang-orang yang kini sudah tak ada lagi.
Bila sudah begitu, seringkali kehampaan adalah perjumpaan yang pasti terjadi pada akhir memori.... Memori tentang bagaimana ku melewati jalan dan perempatan yang sama seperti yang pernah kulalui di masa lampau…bersama orang-orang yang kini sudah tak ada lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar