Selasa, 27 Desember 2011

Kematian


Bila dipikir-pikir, kehidupan itu terasa nampak sangat kacau dan seolah-olah nihilistik. Kehidupan seolah-olah ada dan berjalan begitu saja, namun entah maksud apa yang ada didalamnya. Seolah-olah kamu tiba-tiba saja berada di dunia ini, lalu menjalankan sesuatu yang kamu pikir seharusnya kamu kerjakan untuk melangsungkan hidup. 
 

Kita bergulat setiap hari demi mempertahankan kelangsungan hidup kita maupun keluarga terdekat kita. Seringkali, kita tidak mempertanyakan lebih jauh kenapa kita berlaku seperti itu (bekerja dan bekerja sama demi mempertahankan kelangsungan hidup). Satu hal yang kita rasakan dan ketahui: dengan bekerja dan bekerja sama, kita akan memetik suatu hasil yang dengannya akan menjadi sebuah modal untuk dapat melangsungkan kehidupan. Baik itu kehidupan kita maupun orang-orang terdekat yang kita sayangi.

Namun alangkah kacaunya saat ditengah pergulatan itu, mampir sebuah kabar mengenai kematian. Sebuah entitas tak berupa yang menghentikan napas, denyut nadi, detak jantung, lalu menggantikannya dengan sebuah misteri yang seolah-olah hitam pekat, dimana tak seorang pun mengetahui muaranya. Di sini, pergulatan yang sebelumnya telah dilakukan seolah-olah menjadi tanpa makna. Kurasan air mata, keringat, pikiran, dan bahkan darah yang telah mengiringi pergulatan demi kelangsungan hidup menjadi hilang tak berbekas. Semuanya mentah dihadapan kematian. 

Bila melihat pola seperti itu, muncul pertanyaan, yang saya yakin, sudah berjuta-juta kalinya terlontar: jadi sebenarnya buat apa hidup itu? Pertanyaan yang saya pikir sangat wajar terlontar dengan berjuta-juta kali, mengingat kondisi eksistensi manusia yang nampak kacau juga: kamu seolah-olah ada di dunia, namun rapuh karena berbagai batasan. Dalam hal ini, batasan yang teramat jelas adalah kematian itu sendiri….

Kehidupan memang terasa amat misterius dengan adanya kematian…. Kamu tahu apa itu kematian, tapi kamu tidak tahu bagaimana rasanya kematian itu, dan kamu juga tidak mengerti apa yang akan mungkin terjadi setelah kematian. Dan di atas segala-galanya, kenapa kematian itu sendiri eksis dalam kehidupan manusia?

Tidak ada komentar: