Kamis, 25 Juni 2009

ketidakpuasan

yang ada seakan-akan hanyalah sejarah ketidakpuasan
dan hanya hadir dalam ranah pikiran kamu dan saya.
celakanya, selalu ada cerita bagaimana kamu atau saya
berlalu begitu saja dengan nada tidak kerasan...
atas nama ketidakpuasan...
dan atas nama ketidakpuasan juga
dalam skala besar, selalu terbuka kemungkinan untuk menjadi pembantaian massal.

ketidakpuasan...

lalu apa yang harus dilakukan terhadapnya?
sejarah manusia, ironisnya, adalah sejarah ketidakpuasan itu sendiri, bukan?

walaupun karena ketidakpuasan, Adam dan Hawa harus mengalami keterpencaran ke sisi dunia yang berbeda...
tetapi ketidakpuasan sepertinya adalah kerinduan juga.

kerinduan akan sebuah kesempurnaan.

Bisakah, ketika ketidakpuasan itu mulai tumbuh, tidak harus menjadi sebuah mala
bagi keterikatan kita...
bagi tubuh dan pikiran ini?

2 komentar:

afwan albasit mengatakan...

emang sifatna manusa nya bo,,teu puas wae...tapi sok aya semangat baru dari ketidakpuasan teh,,

astri arsita mengatakan...

tidak bisa tidak.