Selasa, 03 Juni 2008

Dewa 19

Pertamanya lagi di Lembah Kasih. Pagi-pagi nongkrong di teras, sehabis begadang semalaman ngurus jurve. Waktu itu lagi stres-stresnya. Udah jam 9 pagi, tapi editing gambar belum beres-beres. Daripada pusing ga puguh, pikir saya waktu itu, lebih baik ngelamun di teras sambil ngeroko sama nunggu pesenan teh manis anget buatan si teteh warung.

    Lagi ngelamun, si Opick nyanyi – atau teriak – nyanyiin lagu Dewa 19 di kamarnya. Suaranya keras juga, sampe kedengeran keluar. Bagus, sih, suaranya. Yah, lumayanlah buat karaokean. Hell, haha, Dewa 19. Itu band emang bagus, sih. Terlepas dari kelakukan Ahmad Dhani yang rada takabur, ya. Musiknya, kalo kata saya mah, lumayan punya ‘kelas’ juga.

    Saya inget, pertama ‘kena’ dengerin lagu-lagunya Dewa 19 tuh pas jaman-jamannya SMA. Waktu itu lagi musimnya album Bintang 5. Sebelumnya, waktu jaman SMP, saya juga udah denger musik-musiknya Dewa 19. cuman, waktu SMP ga terlalu sering ngedengerin juga. Paling-paling hits-hitsnya aja, kaya Kirana, Kamulah Satu-Satunya, dll. Nah, pas di album Bintang 5, baru ‘intens’ dengerin Dewa 19.

    Pas album Bintang 5 keluar, mungkin ada yang masih inget, gimana album itu laku keras. Videoklipnya lumayan sering diputer di tivi-tivi. Terus, kalo ga salah, waktu itu videoklip-nya juga dibikin hingga lebih dari dua buah.  Nah, di album Bintang 5 ini, buat Dewa 19, merupakan titik yang krusial juga bagi kelangsungan karir (kariripuh?) nya. Karena di album ini banyak juga perubahan yang terjadi.

    Perubahan pertama dan paling krusial, yaitu pergantian vokalis dari Ari Lasso ke Once. Siapapun tahu, vokalis memegang peranan penting bagi sebuah band. Vokalis dengan suara khas-nya akan memberi ruh bagi sebuah band. Seorang vokalis akan memberi kontribusi bagi sebuah band agar bisa dikenal dan diidentifikasi oleh khalayak. Seseorang akan mengenal ini adalah band ‘anu’ atau itu adalah band ‘anu’, pertama-tama setelah mendengar vokal yang keluar saat musik sudah mulai dimainkan.

    Nah, masalahnya, publik musik Indonesia saat itu sudah melekatkan diri kepada ‘imej’ Ari Lasso sebagai Dewa 19. Pastinya dengan pergantian vokalis yang sudah melekat imej-nya seperti Ari Lasso itu, bisa menjadi riskan juga bagi perkembangan band. Reaksi pertama publik pasti akan skeptis (sekarang coba bayangin kalo misalnya Bim-Bim tiba-tiba keluar dari Slank?).  sisi parahnya, Dewa bisa ditinggalkan oleh penggemarnya.
 

    Gobloknya, Ahmad Dhani waktu itu, termasuk jenius atau beruntung bisa menemukan vokalis seperti Once. Keputusan si Dhani untuk memakai Once sebagai vokalis Dewa yang baru bisa dikatakan tepat juga. Buktinya, penjualan album Bintang 5 laku keras. Dari segi musik pun, bagi saya, album Bintang 5 itu mengalami peningkatan secara kualitas. Dengan pengaruh dari Queen yang cukup terasa di album ini, setidaknya Bintang 5 bisa menghasilkan musik yang bisa dibilang klasik: nadanya unik dan termasuk otentik juga, ia bisa cukup lama bertahan. Coba aja kalo dibandingin dengan band hardrock mancanegara, seperti Inxs, misalnya. Walaupun udah keluar biaya untuk audisi mencari vokalis hingga ke penjuru dunia, tetep aja Inxs kitu-kitu wae, malah makin tidak terdengar gaungnya. Beda sama Dewa.

    Dengan hadirnya Once di formasi Dewa yang baru, ia bisa mengikis habis ‘pengkultusan’ publik atas sosok Ari Lasso sebagai vokalis Dewa yang lama. Malah, karakter vokal Once yang unik itu, menurut saya, memberi warna yang baru dan kaya bagi Dewa. Untuk ini, nilai tambah terutama disematkan pada Dhani sebagai pengambil keputusan dalam Dewa.

    Perubahan-perubahan yang terjadi lagi adalah perubahan nama. Dimana sebelumnya ada angka ‘19’, tetapi ketika album Bintang 5 keluar, mereka hanya memakai nama Dewa saja. Tanpa ada nomornya. Entahlah, apa alasannya mereka melakukan hal seperti itu. Mungkin hanya menandakan identitas atau imej yang baru saja. Setelah itu pergantian drummer, yang dulunya Wong Aksan, diganti dengan eks-Getah, yaitu Tyo Nugros. Lalu basisnya juga di keluarin (pas album Cintailah Cinta keluar), diganti dengan basis (saya gatau namanya) eks-The Groove (RIP).  Waw, cukup banyak juga, sih, perubahan-perubahan yang terjadi. Dan, seperti apa yang telah saya tulis sebelumnya, perubahan-perubahan itu cukup riskan juga bagi Dewa.

    Sesudah album Cintailah Cinta, saya sudah tidak lagi mengikuti perkembangan Dewa. Entahlah, setelah album Cintailah Cinta itu, saya pikir Dhani Dkk. menjadi terlalu bereksperimen secara berlebihan dan hasilnya malah menjadi norak. Saya sendiri jadi males dengerinnya. Bagi saya, hingga saat ini, album Dewa yang layak didengarkan itu mulai dari album Kangen hingga Cintailah Cinta. Itu album-album yang top secara kualitas musik. Selain itu, hanya kumpulan musik-musik yang terasa ‘maksa’, ketika didengarkan. 

    Nah, sedikit bernostalgia, album Cintailah Cinta cukup punya kenangannya juga buat saya. Tiap saya dengerin album itu, saya suka inget gapleh. Haha, ya, gapleh. Pernah saya dan beberapa kawan di rumah, untuk beberapa bulan lamanya main gapleh sambil di-soundtrack-i oleh Dewa album Cintailah Cinta itu. Bila lagu sudah diputar habis sealbum penuh, maka kami akan merewind dan memutarnya dari lagu pertama hingga habis. Begitu seterusnya. Cukup enek juga, tapi emang musiknya enak-enak, sih, haha. Makanya, ketika sekarang-sekarang memutar kembali album Cintailah Cinta, terasa aroma kamar sumpek-lusuh dan permainan gapleh semalam suntuk! Yah, jaman-jaman pengangguran akut. Saat itu, kalo ga salah, sekitar tahun 2003. Sekarang 2008…well, time flies so fast.

    Gara-gara si Opick teriak-teriak nyanyiin Dewa waktu itu di Lembah Kasih, akhir-akhir ini saya jadi dengerin lagi rekaman-rekamannya Dewa. Hell, lagu favorit sepanjang masa dan paling klasik yang wajib di dengar tuh ini, ‘Aku Disini Untukmu’. Haha, ni lagu mantep. Lirik masuk, nada-nadanya juga aneh tapi tetep renyah. Chord-chordnya juga unik dan asik untuk didengarkan. Damn, jadi pengen SMP lagi!haha.



    
      

9 komentar:

Fajar Andikasatria mengatakan...

Bener banget, bo...
Urg oge beuki pisan lagu2 Dewa di album Bintang 5....
Lagu2 Dewa di album2 nu ayeuna mah haseum!!!
Masa ada lagu Sedang Ingin Bercinta, damn eta lagu cabul pisan!!
Hahahahaha............

grace el mengatakan...

oke masss!

afwan albasit mengatakan...

geuning maneh baladewa oge cu,,
tapi emang mah bintang 5 mah edun..(kaya hotel aja, bintang 5)

Yas Dong mengatakan...

gw juga fans lagu2 dewa yang lama, bo. Yang sekarang agak kurang. MAles ngeliat kasus2nya dani. ga sesuai sama lagu2 ciptaannya

abo si eta tea mengatakan...

dua album terakhir, republik cinta sama kerajaan cinta, musiknya super ga jelas. si Dhani kaya 'keilangan pegangan', gitu. losing direction. terus, bener kata si pale, jadi tema liriknya cabul! haha.

Yas Dong mengatakan...

Bener. Kayaknya cuma ngikutin selera pasar atau ngejar tenggat da..

feni freycinetia mengatakan...

kangen..
yeah.

gilang ramayani mengatakan...

aku milikmu-dewa 19..
huaaaaaaa...

madoen laszlow mengatakan...

hmm.. edan uy sekarang sudah bisa mengkritisi blantika musik indonesia!! Hell yeah, kayanya jadi reviewer yang patut di takuti!!,
yupp dewa 19 punya ide lagu brilllian, ceuk urang mah ahmad dhani dan andra song writer paling keren tahun 90an setelah itu yah gitu deh..album terbaik -terbaik, pandawa lima, bintang lima adalah karya yang patut diakui karena musik mereka emang keren!! long life atau timeless.. okay bo