yang ada seakan-akan hanyalah sejarah ketidakpuasan
dan hanya hadir dalam ranah pikiran kamu dan saya.
celakanya, selalu ada cerita bagaimana kamu atau saya
berlalu begitu saja dengan nada tidak kerasan...
atas nama ketidakpuasan...
dan atas nama ketidakpuasan juga
dalam skala besar, selalu terbuka kemungkinan untuk menjadi pembantaian massal.
ketidakpuasan...
lalu apa yang harus dilakukan terhadapnya?
sejarah manusia, ironisnya, adalah sejarah ketidakpuasan itu sendiri, bukan?
walaupun karena ketidakpuasan, Adam dan Hawa harus mengalami keterpencaran ke sisi dunia yang berbeda...
tetapi ketidakpuasan sepertinya adalah kerinduan juga.
kerinduan akan sebuah kesempurnaan.
Bisakah, ketika ketidakpuasan itu mulai tumbuh, tidak harus menjadi sebuah mala
bagi keterikatan kita...
bagi tubuh dan pikiran ini?
Kamis, 25 Juni 2009
Minggu, 21 Juni 2009
Monoliths and Dimensions
Rating: | ★★★★ |
Category: | Music |
Genre: | Other |
Artist: | Sunn O))) |
Bayangkan saja, ada paduan suara perempuan dan lelaki, trombone, violin, trompet...pastinya sebuah orkestra apokalips. Orkestra itu membuatnya tidak semegah seperti, katakanlah, Metallica dengan S&M nya, tetapi orkestrasi itu melebur dalam tiap aransemen lagu, sehingga menghasilkan sebuah atmosfir yang dingin, kelam, dan bernuansa abad kegelapan. Coba saja cek track ketiga, yakni Hunting and Gathering (Cydonia). Kamu pikir hanyalah High on Fire saja yang bisa menabuh genderang perang dalam album Death is This Communion? Tidak. Hunting and Gathering bahkan bisa menabuhkan sebuah himne perang ke level yang lebih kelam lagi...ketika Attila Csihar (vokalis Mayhem) selesai 'membacakan mantra', dibelakangnya lamat laun terdengar seperti sorakan orc yang haus akan darah dan daging manusia yang lembek dan rapuh. sorakan itu sebenarnya hanya dari vokal Attila, tetapi vokalnya itu terasa seperti raungan Orc yang
jumlahnya ribuan. Bikin merinding. Asli. Belum lagi dentingan bel gereja seperti Black Sabbath disusul paduan suara dan trompet...beuh.
Dalam album teranyar sunn O))) ini terdapat empat lagu. Total durasinya adalah sekitar 55 menit. Dari keempat track yang ada di Monoliths and Dimensions, tentunya yang paling banyak diperbincangkan adalah track terakhir, yakni Alice. Sebuah lagu yang didedikasikan bagi Alice Coltrane. Seorang musisi jazz yang meninggal pada tahun 2007 dan juga merupakan istri dari John Coltrane, seorang musisi kulit hitam yang juga bermain jazz dan telah meninggal pada tahun 1967. Di lagu Alice ini, kita tidak akan menemukan pola Sunn O))) yang seperti biasanya. Tidak ada distorsi berat dengan volume maksimum. Sound gitarnya malah terdengar crunchy. Atmosfirnya pun tidak sekelam seperti lagu-lagu sebelumnya. Ya, cukup memberi kesegaran terhadap progres bermusik Sunn O))). Beberapa media di internet, menyebutnya sebagai wujud ekspremintasi free jazz Sunn O))). Entahlah. Tetapi, yang saya rasakan, Alice merupakan lagu dengan komposisi yang cerah dan menenangkan...cocok buat terapi mental, ketika didengarkan jam dua pagi. hehe.
Seperti biasanya, Sunn O))) selalu membawa beberapa musisi untuk berkolaborasi. Kali ini pun begitu, dengan lebih banyak lagi musisi malah. Coba saja kita cek beberapa kolaborator dalam Monoliths and Dimensions yang berkontribusi dan memberi pengaruh terhadap sunn O))) kali ini. Ada Oren Ambarchi, seorang pemain gitar eksperimental asal Australia, dan Dylan Carlson (Earth) yang ikut bermain gitar. Ada Jessika Kenney (vokalis perempuan yang juga pernah bernyanyi dalam salah satu lagu Wolves in the Throne Room, Cleansing), Julian Priester (yang memainkan trombon pada lagu Alice), Stuart Dempster (bermain trombon juga pada lagu Alice), Eyvind Kang (pemain violin dan juga yang mengaransemen orkestra pada Monoliths and Dimensions),belum paduan suaranya yang saya tidak tahu siapa, hehe. Sebuah sumber di internet, menyebutkan ada sekitar tiga puluh musisi yang terlibat dalam Monoliths and Dimensions....
Dan diantara keriuhan orkestrasi yang dingin itu, seperti biasa ada sebuah atmosfir kelam yang dirancang dan dimainkan melalui gitar dan bas dengan low tuned strings oleh dua orang yang menjadi inti sunn O))), yakni Greg Anderson (oya, dalam album ini, Greg bermain bas), dan Stephen O' Malley. Permainan mereka sebenarnya sama saja dengan yang sudah-sudah (riff-riff doom yang repetitif), tapi yang membedakannya kali ini adalah kepiawaian mereka merancang sebuah atmosfer yang terasa sangat 'abad kegelapan'. Sepertinya mereka mendapat ilmu baru dari pengalamannya bermain dalam katedral. Hehe. Intinya, Monoliths and Dimensions adalah album yang direkomendasikan.
Langganan:
Postingan (Atom)