Sabtu, 09 Februari 2008

Hitam Semesta

Rating:★★★★
Category:Music
Genre: Other
Artist:Komunal
Oke, baru saja datang…kuartet penabuh genderang perang dari rawa yang terkumuh di dalam benak saudara sekalian. Dan kehadiran mereka di peta permusikan lokal sungguh-sungguh berbahaya, saudara-saudara. Delapan belas track yang ada di Hitam Semesta ini mengandung hawa agitasi dan sangat-sangat liar. Ini murni album cadas sampai ke tulang sumsum, tidak ada lirik menya-menye seperti Yovie As the Backbone Of the Family itu. Tengok saja lirik-liriknya; Pasukan Perang dari Rawa, Manusia Baja, Budaya Purba, Distorsi Mulut Setan, Pemuda Belati…coba, apa yang kalian harapkan dari judul lagu seperti itu? atau saudara masih belum merasa cukup? Nih, saya kasih liriknya berjudul Distorsi Mulut Setan: kontes mulut hingga mati / dan berdarah mengantarmu / ke arena dan berjaya / permainan asah otak sudah biasa / ini baru permainan tingkat tinggi. Nah….

Dari segi musikalitas, Komunal mengalami perkembangan yang signifikan. Setidaknya dalam album Hitam Semesta, karakter musik mereka menjadi lebih variatif. Rock, blues, trash metal sampai kocokan black metal…semuanya numpuk dan berserakan di kedelapan belas track yang tersedia di album kedua ini. Oya, tidak lupa…hawa “southern stoned” ala Pantera dan Down pun masih melekat kental dan ini lah sebenarnya yang menjadi ciri khas mereka. Dominasi riff-riff sabbathian dengan pembawaan sound yang berat. Sangat groovy dan pasti akan melahirkan kebrutalan di lantai dansa. Coba saja dengar lagu semacam Ilmu Tentang Racun, Pasukan Perang dari Rawa, Pemuda Belati dan Manusia Baja. Emh, walaupun hampir semua komposisi lagu berjalan repetitif, tapi saya jamin, nada-nadanya berpacu liar! Lebih dari cukup untuk mengeluarkan segala kegilaan dari dalam diri Anda.

Ada beberapa kejutan di album ini dan menjadi nilai lebih dari Hitam Semesta dibandingkan dengan album sebelumnya, Panorama. Coba dengar lagu-lagu semacam Hitam Semesta, Dead Raven dan Higher Than Mountain II. Saya benar-benar terkejut ketika pertama kali mendengarkannya. Permainan blues yang heavy dan gelap…ditambah dengan vokal Hamson yang terasa sekali pengaruh Anselmo-nya. Seperti mendengarkan kembali Corrosion of Conformity, Down dan Pantera. Lagu yang nyantai, tapi tidak kehilangan unsur heavy metal-nya. Usaha yang keren. Saya tertarik dengan aransemen Dead Raven. Ada melodi yang mengejutkan di tengah-tengah lagu. Bisa menemukan nada dan mengaransemennya sedemikian rupa hingga menjadi lagu seperti itu, bagi saya, terdengar cerdas…ah, susah neranginnya. Lebih baik dengerin sendiri, Dead Raven.

Semenjak album pertama mereka, Panorama, banyak perubahan yang terjadi di dalam musik Komunal. Pertama, skill Sadath terasa berkembang di album Hitam Semesta ini. Pergelangan tangan kanan Sadath lumayan maut juga. Lalu, gaya bernyanyi Hamson pun banyak berubah. Ia menjadi lebih sering bernyanyi, daripada berteriak. Dan mendengarkan gaya Hamson bernyanyi, saya seperti berada di daerah Alabama, Texas, Mississipi. Anjis, karakter vokalnya terdengar sangat southern. Berat dan depresif. Dan terakhir, kualitas rekamannya. Sound yang keluar dari Hitam Semesta sudah prima menurut saya. Bersih, tapi tidak kehilangan unsur “raw”-nya. Masih terasa sangat metal dan ‘ugly’! Sumpah, pemuda-pemudi yang berdomisili di Indonesia harus mendengarkan album Hitam Semesta ini minimal satu kali dalam hidup mereka. Keren pisan soalnya. Catchy, berat dan liar!